Rabu, 02 Maret 2011

sistem peramalan hama terpadu

Makalah Sistem Peramalan
Hama dan Penyakit


Di susun



Oleh
Lukman Hakim
0805101050131











JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2010






DAFTAR ISI


Kata Pengantar…………………………………………………………………………i
Daftar Isi……………………………………………………………………………….ii
Bab I
A. Pendahuluan……………………………………………………………….1
Bab II
B. Pembahasan…… …………………………………………………………….2
BabIII. Penutup…………………………………………………………………………5
A. Kesimpulan…………………………………………………………………...5
B. Saran………………………………………………………………………….5
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………..6

















ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini denga penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah inidisusunagar pembaca dapat memperluas ilmu tentang SISTEM PERAMALAN HAMA DAN PENYAKIT, yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik yang dating dari penyusun maupun dating dari luar. Namun denganpenuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Epidemik Pada Tumbuhan”. Walaupun makalah inikurang sempurna, tapi juga memiliki detail yang cuku jelas bagi pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberi wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.




Banda Aceh, 12 Mei 2010



PENULIS







i
BAB I


A. Pendahuluan

Epidemiologi penyakit tanaman adalah studi tentang penyakit pada populasi tanaman. Sama seperti penyakit manusia dan hewan, penyakit tanaman terjadi karena tatisti seperti bakteri, virus, jamur, Oomycetes, tatisti, phytoplasmas, protozoa, dan tanaman parasit.
Pabrik epidemiologi penyakit. Berusaha untuk memahami penyebab dan dampak penyakit dan mengembangkan strategi untuk campur tangan dalam situasi di mana kerugian tanaman dapat terjadi. Biasanya intervensi yang berhasil akan mengarah ke tingkat yang cukup rendah penyakit yang bisa diterima, tergantung nilai dari tanaman.
Epidemiologi penyakit tanaman sering dilihat dari pendekatan multi-disiplin, yang membutuhkan biologis, perspektif tatistic, agronomi dan ekologi. Biologi diperlukan untuk memahami tatisti dan siklus hidupnya. Hal ini juga penting untuk memahami fisiologi tanaman dan bagaimana tatisti yang dapat mempengaruhi itu. Praktik agronomi seringkali mempengaruhi kejadian penyakit yang lebih baik atau buruk. Pengaruh ekologis yang banyak. Spesies asli tanaman menjadi penampungan untuk tatisti yang menyebabkan penyakit pada tanaman. Model tatistic adalah sering digunakan untuk meringkas dan menggambarkan kompleksitas epidemiologi penyakit tanaman, sehingga proses penyakit dapat lebih mudah dipahami. Sebagai contoh, perbandingan antara pola kemajuan penyakit untuk berbagai penyakit, kultivar, manajemen strategi, atau pengaturan lingkungan dapat membantu dalam menentukan bagaimana penyakit tanaman terbaik mungkin dikelola. Kebijakan dapat berpengaruh pada terjadinya penyakit, melalui tindakan seperti pembatasan impor dari sumber mana penyakit terjadi.





1
BAB II

B. Pembahasan
Epidemi penyakit pada tanaman dapat menyebabkan kerugian yang besar dalam hasil tanaman serta mengancam untuk memusnahkan seluruh spesies seperti halnya dengan Belanda Elm Penyakit dan bisa terjadi dengan Sudden Death Oak. Epidemi penyakit busuk daun kentang, yang disebabkan oleh Phytophthora infestans, menyebabkan Kelaparan Besar Irlandia dan hilangnya banyak nyawa.
Umumnya elemen epidemi disebut sebagai segitiga penyakit "": host rentan, patogen, dan lingkungan yang kondusif. Untuk penyakit terjadi ketiga harus hadir. Berikut ini adalah gambaran dari titik ini. Dimana ketiga item bertemu di sana adalah penyakit. Elemen keempat hilang dari ilustrasi ini terjadi epidemi, adalah waktu. Selama ketiga unsur yang hadir dapat menginisiasi penyakit, epidemi hanya akan terjadi jika ketiga terus hadir. Setiap salah satu dari tiga bisa dihapus dari persamaan though. Tuan rumah bisa keluar-tumbuh kerentanan seperti ketahanan tanaman dewasa-suhu-tinggi, perubahan lingkungan dan tidak kondusif bagi patogen yang menyebabkan penyakit, atau patogen dikendalikan melalui aplikasi fungisida misalnya.
Kadang-kadang faktor keempat waktu ditambahkan sebagai waktu di mana terjadi infeksi tertentu, dan kondisi waktu panjang tetap layak untuk infeksi itu, juga dapat memainkan peran penting dalam epidemi Usia dari spesies tanaman juga dapat memainkan peran, sebagai spesies tertentu perubahan tingkat mereka terhadap penyakit pada saat jatuh tempo; proses yang dikenal sebagai resistensi ontogenik.


2
Jika semua kriteria tersebut tidak dipenuhi, seperti host yang rentan dan patogen yang hadir, tetapi lingkungan tidak kondusif bagi patogen menginfeksi dan menyebabkan penyakit, penyakit tidak dapat terjadi. Misalnya, jagung ditanam ke lapangan dengan residu jagung yang telah jamur Cercospora zea-maydis, agen penyebab Grey bercak daun jagung, tetapi jika cuaca terlalu kering dan tidak ada basah daun spora jamur di residu tidak dapat berkecambah dan memulai infeksi
Demikian pula, sangat beralasan jika tuan rumah rentan dan lingkungan nikmat perkembangan patogen penyakit tetapi tidak hadir tidak ada penyakit. Mengambil contoh di atas, jagung ditanam ke lapangan dibajak di mana tidak ada residu jagung dengan jamur Cercospora maydis-zea, agen penyebab bercak daun Grey jagung, tapi cuaca saat ini berarti periode panjang daun basah, ada tidak ada infeksi dimulai.
Ketika patogen memerlukan vektor yang akan menyebar maka untuk epidemi terjadi vektor harus banyak dan aktif.
Monocyclic epidemi disebabkan oleh patogen dengan tingkat kelahiran yang rendah dan tingkat kematian yang berarti mereka hanya memiliki satu siklus infeksi per musim. Mereka adalah khas tanah lahir penyakit seperti layu Fusarium dari lena. Polisiklik epidemi disebabkan oleh patogen mampu siklus beberapa infeksi musim. Ini adalah paling sering disebabkan oleh penyakit di udara seperti embun tepung. epidemi Bimodal polisiklik juga dapat terjadi. Sebagai contoh, dalam busuk buah batu cokelat bunga-bunga dan buah yang terinfeksi pada waktu yang berbeda.




3
Untuk beberapa penyakit, penting untuk mempertimbangkan terjadinya penyakit selama beberapa musim tumbuh, terutama jika menumbuhkan tanaman monokultur tahun demi tahun atau tumbuh tanaman abadi. Kondisi tersebut dapat berarti bahwa inokulum yang dihasilkan dalam satu musim dapat dilakukan ke depan mengarah ke membangun suatu inokulum selama bertahun-tahun. Di daerah tropis ada kerusakan dipotong jelas antara musim tumbuh karena terdapat di daerah beriklim sedang dan ini dapat menyebabkan akumulasi inokulum.
Epidemi yang terjadi dalam kondisi ini disebut sebagai epidemi polyetic dan dapat disebabkan oleh kedua monocylcic dan polisiklik patogen. embun tepung Apple adalah contoh dari epidemi polyetic disebabkan oleh patogen polisiklik dan penyakit Elm Belanda epidemi polyetic disebabkan oleh patogen monocyclic.











4

KESIMPULAN
Epidemiologi penyakit tanaman adalah studi tentang penyakit pada populasi tanaman. Sama seperti penyakit manusia dan hewan, penyakit tanaman terjadi karena patogen seperti bakteri, virus, jamur, Oomycetes, nematoda, phytoplasmas, protozoa, dan tanaman parasit.
Epidemiologi penyakit tanaman sering dilihat dari pendekatan multi-disiplin, yang membutuhkan biologis, perspektif statistik, agronomi dan ekologi. Biologi diperlukan untuk memahami patogen dan siklus hidupnya. Hal ini juga penting untuk memahami fisiologi tanaman dan bagaimana patogen yang dapat mempengaruhi itu.
A. Saran
Saya selaku penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh dari karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing dan dari rekan-rekan sekalian demi kesempurnaan makalah kami.










5
DAFTAR PUSTAKA
A b c d Agrios, George (2005). Patologi Tanaman. Academic Press. ISBN 978-0120445653.
. Arneson ^, PA (2001). "Tanaman epidemiologi penyakit: aspek temporal". Tanaman Kesehatan Instruktur (Masyarakat Phytopathological Amerika). DOI: 10.1094/PHI-A-2001-0524-01. http://www.apsnet.org/education/AdvancedPlantPath/Topics/Epidemiology/Epidemiology.htm.

laporan studi lapang

Laporan Studi Lapang

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SEMANGKA TANPA BIJI (Citrullus vulgeris L,)DI BALAI PUSAT PENGEMBAMBANGAN HORTIKULTURA TERPADU SAREE
ACEH BESAR


Oleh:

Nama : Lukman Hakim
Nim : 0805101050131
Kelas : 4













PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2010
Lembaran pengesahan

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SEMANGKA TANPA BIJI (Citrullus vulgeris L,)DI BALAI PUSAT PENGEMBAMBANGAN HORTIKULTURA TERPADU SAREE
ACEH BESAR

Oleh :

LUKMAN HAKIM
0805101050131



PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


Laporan Studi Lapang Merupakan Salah Satu Syarat dalam
Menyelesaikan Mata Kuliah untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala



Mengetahui : Menyetujui :
Ketua Prodi Agoteknologi, Dosen Pembimbing,



Dr. Ir. Efendi, M. Agric. Sc Dr.Baktiar,Sp.MP,Msi.
NIP : 196412311989031032 NIP : 196811011996031003



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………...……….………..i
DAFTAR ISI… …………………………………………………………………….ii
DARTAR LAMPIRAN ………………………………………………...……………………iii
I. PENDAHULUAN … ……………………………………………………………..1
A. Latar Belakang ………………………………..……………………………1
B. Tujuan Studi Lapang …………….……….………………………………2
II. METODE PELAKSANAAN . .……………..…………………………….………..3
A. Tempat dan Waktu …………………………………………….……….………3
B. Metode Kegiatan……………………………………………….……...…………3
III. LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN……………………………….………….4
A. Pembibitan Cabai………………………………………………………..………4
B. Tanaman Jagung………………………………………………….…………...…4
C. Tanaman Manggis……………………………………………………………….4
D. Tanaman Semangka Tanpa Biji………………………………….……………..4
E. Tanaman Rambutan……………………………………………….…………….5
F. Tanaman Durian…………………………………………………………………5
G. Tanaman Pisang…………………………………………………….……………5
H. Pembuatan bokasi…………………………………………………….………….6

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……………………..…………………….………….7
V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………….………………………….12
A. Kesimpulan…………………………………………….………………………..12
B. Saran…………………………………………………….....……………………12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..……………….13
LAMPIRAN……………………………………………………………………………………..14

ii

I.PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Studi lapang merupakan adalah salah satu bidang ilmu /sektor terhadap permasalahan dibidang pertanian dengan cera kunjungan dan observasi lapangan .kemudian,hasil studi lapang/ laporannya diseminarkan dalam porum yang dihadiri oleh mahasiswa dan dosen .studi lapang dapat berbentuk kegiatan kunjungan akademik terprogram ke istansi pemerintah,swasta maupun terjun ke masyarakat yang berkaitan dengan isu pertanian mutakhir.
Melakukan berbagai pengamatan masing-masing objek yang akan di teliti tetapi dengan bimbingan kepala badan pengembangan benih hortikultural (BBI) dan masing-masing staf yang berwewenang, selama kegiatan akan dilaksanakan mahasiswa dibagi menjadi dua group untuk memudahkan pengamatan masing-masing group ditemani oleh pembimbing dari staf (BBI Saree).
Pengamatan yang pertama sekali dilakukan adalah pembuatan media tanam pembibitan dengan menggunakan polibeg Daun pisang yang di klip sebagai pelekat untuk membulatkan daun pisang tersebut,adapun perbandigan media tanam untuk pembibitan tersebut adalah 1:1 yaitu 50% tanah dan 50% pupuk bokhasi.
Setelah selesai konsultasi mengenai penggunaan polibeg daun pisang,kemudian kami menuju lokasi pembudidayaan tanaman manggis,tanaman manggis merupakan tanaman yang aneh didunia karena,tanaman tersebut dalam satu tahun hanya 2 helai daun yang muncul.
Setelah itu kami mengunjungi tanaman yang durian yang bersumber dari varietas local yang dijuluki durian asoe kaya yang berasal dari lhoksemawe.setelah itu kami juga diperkenalkan dengan pupuk bokashi,media pohon pisang untuk pembibitan cabai,serta tanaman zodiac yang berfungsi sebagai proteksi terhadap hama dan kutu serta jenis-jenis nyamuk setelah
Dan selanjutaya kami pun mengunjungi tempat penanaman semangka tanpa biji yang mempunyai panjang bedeng 25 m, 1 m,semangka tanpa biji bunga jantannya hanya menghasilkan serbuk sari dalam jumlah kecil sengga tidak mampu menyerbuk silang,oleh karena itu,dalam budidaya semangka tanpa biji juga di perlukan tanaman semangka berbiji untuk diambil serbuk sarinya guna menyerbuk silang,
1.
B.Tujuan Studi Lapang
Yaitu memperkenalkan mahasiswa kepada objek atau dunia nyata pertanian yang terkait dengan studinya ,sehingga diharapkan mahasiswa dapat lebih memperluas wawasan keilmuan dan teknologi di bidang pertanian .hasil seminar ini diharapkan mahasiswa sudah mendapatkan gambaran rencana penentuan bidang minor serta rencana praktek keterampilan atau tema skripsi nantinya.
























2
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia nya penulis telah dapat menyelesaikan laporan Studi Lapang dengan judul TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SEMANGKA TANPA BIJI (Citrullus vulgeris L,)DI BALAI PUSAT PENGEMBAMBANGAN HORTIKULTURA TERPADU SARE ,ACEH BESAR

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada;
1.Bapak Dr.Baktiar,Sp.MP,Msi.Sebagai Dosen Pembimbig .
2.Bapak Dr.Ir.Efendi,M.Agric,Sc.selaku Ketua Prodi Agroteknologi
3.orang tua yang telah mendoakan dan memberikan motivasi baik moril maupun material ketika penulis melaksanakan program kuliah studi lapang ini.
4.serta Rekan-rekan mahasiswa di prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala.

Kritik dan saran sangat diharapkan demi terwujudnya kesempurnaan laporan ini,juga sebagai bahan perbaikan dan penyusunan bagi penulis dimasa mendatang. Demikian laporan ini disusun, dengan harapan dapar bermanfaat bagi kita semua .Amin ya rabbal alamin.








Darussalam, Juni 2010
Penulis


i
II. METODE STUDI LAPANG

A. Tempat dan Waktu
Praktek Studi Lapang ini dilaksanaan di Balai Pusat Pengembangan Hortikultura Terpadu Saree dan di Desa Iboh Selimum Kecamatan Aceh besar Yang berlangsung pada Hari Sabtu, Tanggal 12 Juni 2010, pukul 08.30-18.00.

B. Objek Sasaran
Pada praktikum Studi Lapang di Balai Pusat Pengembangan Hortikultura Terpadu adapun objek yang diamati adalah seperti:
1. Tanaman Cabai
2. Tanaman Jagung
3. Tanaman Semangka Tanpa Biji
4. Tanaman Manggis
5. Tanaman Rambutan
6. Tanaman Durian
7. Tanaman Pisang
8. Pembuatan Pupuk Bokasi

C. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan Studi Lapang yang berlangsung di Balai Pusat Pengembangan Hortikutura Terpadu Saree Aceh Besar, yaitu dengan cara berkonsultasi langsung dengan dengan penyuluh lapangan yang bertugas dilembaga tersebut.






3

III. LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN

Adapun komoditi tanaman yang kami amati Pada saat kunjungan ke lapangan adalah sbb;

A.Tanaman Cabai
Cabai (capsicum annum L) merupakan tanaman dari family Solanaceae.Cabai mengandung capsicin yang berfungsi untuk menstimulir detector panas dalam kelenjar hypothalamus sehingga mengakibatkan perasaan tetap sejuk walaupun di udara yang panas. Pendayagunaan cabai dalam kehidupan sehari-hari umumnya untukkeperluan memasak ataupun rempah-rempah dan penambahan cita rasa makanan/masakan.

B.Tanaman Jagung
Benih jagung sebaiknya berasal dari varietas unggul bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih, Jarak antar tanaman 40 x 70 cm, dengan tujuan supaya mudah untuk dilewati.

C.Tanaman Manggis
Manggis tanaman yang bersif Apomigtis yaitu memperbanyak secara vegetative dan generative sama.Dan manggis dari varietas kaligesing, tujuan ditutup supaya terlindung dari dari intensitas cahaya matahari, cahaya yang masuk 60%. Manggis tidak mempunyai bunga jantan dan betina.
D.Tanaman Semangka Tanpa Biji
Tanaman Semangka (Citrullus vulgaris) termasuk tanaman semusim yang tumbuh merambat dan dalam pembudidayaannya membutuhkan sinar matahari penuh. Untuk penanaman semangka tanpa biji, varietas yang diambil yaitu Grand Master.
4.
E.Tanaman Rambutan
Tanaman rambutan (Nephelium lappaceum L) dari family Sapindaceae. Tanaman rambutan tergolong tanaman yang berbunga banyak. Perbanyakan tanaman rambutan dengan cara mengokulasi.
F.Tanaman Durian
Cara untuk perbanyakan durian yaitu ada dua cara seperti:
1. Okulasi
2.Sambung pucuk
Untuk teknik menyambung pada tanaman durian, bagian yang diambil adalah bagian pucuk yang bagus dan sehat minimal 400 . Pucuk yang diambil tidak boleh pucuk yang tumbuhnya berhadap kebawah tapi yang pertumbuhannya ke atas.
G.Tanaman Pisang
Tinggi anakan yang dijadikan bibit adalah 1-1,5 m dengan lebar potongan umbi 15-20 cm. Anakan diambil dari pohon yang berbuah baik dan sehat. Bibit anakan ada dua jenis: anakan muda dan dewasa. Anakan dewasa lebih baik digunakan karena sudah mempunyai persediaan makanan yang banyak di dalam bonggol.
E.Pembuatan bokasi
DedakAdaun cara untuk membuat boghasi yaitu:
1. 20 kg
2. Sekam 20 goni
3. EM4 1 botol
4. Kotoran Ayam 500 kg
5. Gula 1 kg



5
Caranya :
1. Larutkan gula 1 kg dengan 1 L air
2. Masukkan EM4 tunggu 10 menit
3. Cairkan dengan 18 L air, jangan mengandung bahan kimia
4. Disiram atau di aduk secara merata
5. Apabila 3 hari mengeluarkan asap harus dibuka
6. Tunggu sampai 15 hari pupuk sudah siap di pakai























6
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil
Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh merambat yang dalam bahasa Inggris disebut Water Mellon. Berasal dari daerah kering tropis dan subtropis Afrika, kemudian berkembang dengan pesat ke berbagai negara seperti : Afrika Selatan, Cina, Jepang, dan Indonesia. Semangka termasuk dalam keluarga buah labu labuan (Cucurbitaceae) pada daerah asalnya sangat disukai oleh manusia/binatang yang ada di benua tersebut, karena banyak mengandung air, sehingga penyebarannya menjadi cepat,(Kalie,1992).
Dengan perkembangan teknologi kini semakin banyak di produksi berbagai kultivar semangka tanpa biji jenis hibrida(f hibrid).semangka jenis ini banyak di amati oleh petani dan pengusaha semangka karena memiliki beberapa keunggulan misalnya pertumbuhannya kuat ,tingkat keragan buah tinggi,dan produksinya tinggi.
Teknik budidaya semangka tanpa biji (seedless)pada prinsipnya hamper sama dengan semangka berbiji.perbedaannya hanya terletak pada beberapa hal sebagai berikut.
1.sebelum di kecambahkan ,bagian kulit yang lancip diretakkan terlebih dahulu dengan alat pemotong kuku ,akan tetapi benih pada semangka berbiji tidak perlu di retakkan terlebih dahulu.
2.persemaian benih semangka tanpa biji harus dilakukan secara hati-hati karena daya tumbuhnya lebih rendah dari pada benih semangka berbiji.
3. bunga jantan semangka tanpa biji hanya menghasilkan serbuk sari dalam jumlah kecil sehgga tidak mampu menyerbuk silang,oleh karena itu,dalam budidaya semangka tanpa biji juga di perlukan tanaman semangka berbiji untuk diambil serbuk sarinya guna menyerbuk silang,(Peni Sari Palupi dan Haryani,1992)
1.Pedoman Budidaya
A.Pembibitan

1.Persyaratan Benih
Pemilihan jenis benih semangka yang disemaikan adalah: Hibrida import, terutama benih jenis Triploid (non biji) yang mempunyai kulit biji yang sangat keras dan jenis Haploid (berbiji).
7.
2.Penyiapan Benih
Jenis benih Hibrida impor,terutama jenis bibit triploid setelah dipilih disiapkan alat bantu untuk menyayat/merenggangkan sedikit karena tanpa direnggangkan biji tersebut sulit untuk berkecambah, alat bantu tersebut berbentuk gunting kuku yang mempunyai bentuk segitiga panjang berukuran kecil dan disediakan tempat kecil yang mempunyai permukaan lebar. Jenis Haploid dengan mudah disemai karena bijinya tidak keras sehingga mudah membelah pada waktu berkecambah.

3. Teknik Penyemaian Benih
Teknik penyemaian benih semangka dilakukan melalui beberapa tahapan,yaitu :
a.) Perenggangan bibit biji semangka terlebih dahulu supaya untuk mempermudah dalam proses pertumbuhannya;
b). Perendaman biji dalam suatu satuan obat yang diramu dari bahan-bahan: 1 liter air hangat suhu 20-25 derajat C; 1 sendok teh hormon (Atornik, Menedael, Abitonik).

4.Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Kantong-kantong persemaian diletakkan berderet agar terkena sinar matahari penuh sejak terbit hingga tenggelam. Diberi perlindungan plastik transparan serupa rumah kaca mini dan untuk salah satu ujungnya terbuka dengan pinggiran yang terbuka.

5.Pemindahan Bibit
Setelah pengecambahan dilakukan penyemaian bibit menggunakan kantong-kantong plastik berukuran : 12 cm x (0,2 - 0,3 )mm. Satu kantong ditanam satu benih (sudut kantong dipotong secukupnya untuk pengurangan sisa air) dan diisi campuran tanah dengan pupuk organik komposisi: 1 bagian tanah kebun, 1 bagian kompos/humus, 1 bagian pupuk kandang yang sudah matang. Setelah bibit berumur 12-14 hari dan telah berdaun 2-3 helai, dipindahkan ke areal penanaman yang telah diolah.


8

B. Pengolahan Media Tanam

1.Persiapan
Bila areal bekas kebun, perlu dibersihkan dari tanaman terdahulu yang masih tumbuh. Bila bekas persawahan, dikeringkan dulu beberapa hari sampai tanah itu mudah dicangkul,

2.Pembukaan Lahan
Lahan yang ditanami dilakukan pembalikan tanah untuk menghancurkan tanah hingga menjadi bongkahan-bongkahan yang merata. Tunggul bekas batang/jaringan perakaran tanaman terdahulu dibuang keluar dari areal, dan juga segala jenis batuan yang ada dibuang, sehingga tidak mempengaruhi perkembangan tanaman semangka yang akan ditanam di areal tersebut.

3.Pembuatan Bedengan
Pembuatan bedengan dilakukan dengan ukuran panjang 25 m,dan lebar 1m dan tiggi bedegan 40 cm,diantara dua bedengan dibuat saluran drainase .

5.Pemupukan
Pupuk yang dipakai adalah pupuk organik.yaitu pupuk bokasi Pupuk yang bahan bakunya berasal dari hewan sapi/kerbau dan dipilih pupuk kandang yang sudah matang.

C.Teknik Penanaman

1.Penentuan Pola Tanaman
Tanaman semangka merupakan tanaman semusim dengan pola tanam monokultur.

2. Pembuatan Lubang Tanaman
Penanaman bibit semangka pada lahan lapangan, setelah persemaian berumur 14 hari dan telah tumbuh daun ± 2-3 lembar. Sambil menunggu bibit cukup besar dilakukan pelubangan pada lahan dengan kedalaman 8-10 cm.Persiapan pelubangan lahan tanaman dilakukan 1 minggu sebelum bibit dipindah.
9
3.Cara Penanaman
Setelah dilakukan pelubangan, areal penanaman disiram secara massal supaya tanah siap menerima penanaman bibit sampai menggenangi areal sekitar ¾ tinggi bedengan, dan dibiarkan sampai air meresap. Sebelum batang bibit ditanam dilakukan perendaman,
Urutan penanaman adalah sebagai berikut :
a) Kantong plastik diambil hati-hati supaya akar tidak rusak.
b) Tanam dengan tanah posisi kantong dan masukkan ke lubang yang sudah disiapkan
c) Celah-celah lubang ditutup dengan tanah yang telah disiapkan
d) Lubang tanaman yang tersisa ditutup dengan tanah dan disiram sedikit air agar media bibit menyatu dengan tanah disekeliling dapat bersatu tanpa tersisa.

D. Pemeliharaan Tanaman

1.Penjarangan dan Penyulaman
Tanaman semangka yang berumur 3-5 hari perlu diperhatikan, apabila tumbuh terlalu lebat/tanaman mati dilakukan penyulaman/diganti dengan bibit baru yang telah disiapkan dari bibit cadangan. Dilakukan penjarangan bila tanaman terlalu lebat dengan memangkas daun dan batang yang tidak diperlukan, karena menghalangi sinar matahari yang membantu perkembangan tanaman.

6. Penyiraman
Penyiraman dilakukan 2x sehari yaitu pagi dan sore hari.

7. Waktu Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan dilakukan pagi dan sore hari tergantung kebutuhan dan kondisi cuaca.
8.Penyerbukan
Penyerbukan yang tepat dan ideal sangat baik bila dilakukan pada saat serbuk sari sudah keluar. Cara untuk mengetahui waktu dan ketepatan penyerbukan adalah dengan mengambil salah satu bunga jantan (dari semangka berbiji) yang kita tanam untuk kemudian kita oleskan serbuk sarinya pada kuku ibu jari tangan. Apabila serbuk tersebut menempel pada kuku, maka itulah saat yang tepat bagi kita untuk melakukan penyerbukan. Waktu penyerbukan sangat baik
pada pukul 06 : 30 sampai pukul 10.00.

E. Panen
Umur panen setelah 70-100 hari setelah penanaman. Ciri-cirinya: setelah terjadi perubahan warna buah, dan batang buah mulai mengecil maka buah tersebut bisa dipetik (dipanen). Masa panen dipengaruhi cuaca, dan jenis bibit (tipe hibrida/jenis triploid, maupun jenis buah berbiji).




















11
KESIMPULAN

• Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh merambat yang dalam bahasa Inggris disebut Water Mellon. Berasal dari daerah kering tropis dan subtropis Afrika, kemudian berkembang dengan pesat ke berbagai negara seperti : Afrika Selatan, Cina, Jepang, dan Indonesia. Semangka termasuk dalam keluarga buah labu labuan (Cucurbitaceae) pada daerah asalnya sangat disukai oleh manusia/binatang yang ada di benua tersebut, karena banyak mengandung air, sehingga penyebarannya menjadi cepat.
• Teknik budidaya semangka tanpa biji (seedless)pada prinsipnya hamper sama dengan semangka berbiji.perbedaannya hanya terletak pada beberapa hal sebagai berikut.
1.sebelum di kecambahkan ,bagian kulit yang lancip diretakkan terlebih dahulu dengan alat pemotong kuku ,akan tetapi benih pada semangka berbiji tidak perlu di retakkan terlebih dahulu.
2.persemaian benih semangka tanpa biji harus dilakukan secara hati-hati karena daya tumbuhnya lebih rendah dari pada benih semangka berbiji.
3. bunga jantan semangka tanpa biji hanya menghasilkan serbuk sari dalam jumlah kecil sehgga tidak mampu menyerbuk silang,oleh karena itu,dalam budidaya semangka tanpa biji juga di perlukan tanaman semangka berbiji untuk diambil serbuk sarinya guna menyerbuk silang.

• Adapun Tujuan Studi Lapang Yaitu memperkenalkan mahasiswa kepada objek atau dunia nyata pertanian yang terkait dengan studinya ,sehingga diharapkan mahasiswa dapat lebih memperluas wawasan keilmuan dan teknologi di bidang pertanian .hasil seminar ini diharapkan mahasiswa sudah mendapatkan gambaran rencana penentuan bidang minor serta rencana praktek keterampilan atau tema skripsi nantinya.

Saran
Pertanian merupakan suatu ilmu terapan yang harus langsung di aplikasikan ke lapangan dan oleh sebab itu maka, untuk kedepannya matakuliah Studi Lapang ini mahasiswa jangan hanya melihat dan mendengar tetapi harus mengaplikasikan langsung kelapangan.
12
DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2010.Tanaman semangka (Citrulus Vulgaris Schrd)
Budi Sumadi.1996. Semangka Tanpa Biji. Yogyakarta, Kanisius. 76 halaman.
Matarani, Jawaller.1997. Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Kompos Terhadap Pertumbuhan dan Produjsi Semangka. Media Unika.
Peni Sari Palupi dan Haryani,1992.”Membuat Semangka Tanpa Biji”dalam trubus,april 1995.
Wihardjo Suwandi.1993. Bertanam Semangka. Yogyakarta, Kanisius, 107 halaman.
Winarti, M.G. 1992. Pengaruh Pupuk dan OST Terhadap Pertumbuhan dan Produksi




















13
LAMPIRAN




Tanaman semangka yang baru ditanam di BBPHT Saree




Pembuatan Pupuk Bokasi di BBPHT Saree

14

15

Selasa, 01 Maret 2011

kultur jaringan


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

A
lhamdulillah, berkat Rahmat dan Hidayah Allah SWT, dalam rangka memenuhi tugas Biologi, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul KULTUR JARINGAN. Tugas makalah ini memiliki tujuan antara lain untuk mengetahui pengertian kultur jaringan, mengetahui teknik serta tahapan pembuatannya, menganalisis kelebihan dan kekurangan dari teknik kultur jaringan, serta pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari
            Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk diri kita sendiri, umumnya kepada para pembaca makalah ini.
            Akhirnya kami ucapkan terima kasih dan mohon maaf atas segala kekurangannya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.










Darussalam
2 januari 2010


                                                                                                     Penyusun



Lukman hakim

i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                                                     i
DAFTAR ISI                                                                                    ii
BAB  I.  PENDAHULUAN
-       Latar Belakang                                                                                           1
-       Perumusan masalah                                                                                 1
-       Manfaat Penulisan                                                                                     1
BAB  II.  PEMBAHASAN
A.  Pengertian Kultur Jaringan                                                                           2
B.  Teori Dasar                                                                                                        2
C.  Faktor-Faktor yang mempengaruhi                                                            3
D.  Tahapan yang dilakukan                                                                               4
E.  Teknik kultur jaringan                                                                                     6
F.   Syarat yang diperlukan                                                                                  7
G.   Keuntungan pemanfaatan kultur jaringan                                               7         
H.   Kekurangan pemanfaatan kultur jaringan                                               7
DAFTAR PUSTAKA                                                                      8






ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya 
Perumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini adalah mengenai pengertian kultur jaringan, membahas teknik serta tahapan pembuatannya dan tentunya akan membahas mengenai kelebihan dan kekurangannya. Telah kita ketahui bahwa kultur jaringan akan membawa pengaruh yang sangat besar sekali bagi pambudidayaan tanaman di masa sekarang ini.
 Manfaat Penulisan
Tentunya karya tulis inimemiliki manfaat baik bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut :
    Penulis bisa lebih memahami apa yang dimaksud dengan kultur jaringan beserta hal lainnya menegnai kultur jaringan
    Pembaca bisa mengetahui lebih dekat mengenai kultur jaringan.

 

 


1
BAB II PEMBAHASAN
KULTUR JARINGAN

Kultur jaringan dalam bahasa asing disebut sebagai tissue culture. Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. jadi, kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya.Kultur jaringan akan lebih besar presentase keberhasilannya bila menggunakan jaringan meristem. Jaringan meristem adalah jaringan muda, yaitu jaringan yang terdiri dari sel-sel yang selalu membelah, dinding tipis, plasmanya penuh dan vakuolanya kecil-kecil. Kebanyakan orang menggunakan jaringan ini untuk tissue culture. Sebab, jaringan meristem keadaannya selalu membelah, sehingga diperkirakan mempunyai zat hormon yang mengatur pembelahan.
Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.
Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional.
Teori Dasar Kultur Jaringan


a. Sel dari suatu organisme multiseluler di mana pun letaknya, sebenarnya sama dengan  sel zigot karena berasal dari satu sel tersebut (Setiap sel berasal dari satu sel).
b. Teori Totipotensi Sel (Total Genetic Potential), artinya setiap sel memiliki potensi genetik seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan berediferensiasi menjadi tanaman lengkap.                                                   2
Aplikasi Teknik Kultur Jaringan dalam Bidang Agronomi
a.    Perbanyakan vegetatif secara cepat (Micropropagation).
b.    Membersihkan bahan tanaman/bibit dari virus
c.    Membantu program pemuliaan tanaman (Kultur Haploid, Embryo Rescue, Seleksi In Vitro, Variasi Somaklonal, Fusiprotoplas, Transformasi Gen /Rekayasa Genetika Tanaman dll).
d.    Produksi metabolit sekunder.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Regenerasi
1.  Bentuk Regenerasi dalam Kultur In Vitro : pucuk aksilar, pucuk adventif, embrio somatik, pembentukan protocorm like bodies, dll
2. Eksplan ,adalah bagian tanaman yang dipergunakan sebagai bahan awal untuk perbanyakan tanaman. Faktor eksplan yang penting adalah genotipe/varietas, umur eksplan, letak pada cabang, dan seks (jantan/betina). Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagi eksplan adalah pucuk muda, batang muda, daun muda, kotiledon, hipokotil, endosperm, ovari muda, anther, embrio, dll.
3.  Media Tumbuh, Di dalam media tumbuh mengandung komposisi garam anorganik, zat pengatur tumbuh, dan bentuk fisik media. Terdapat 13 komposisi media dalam kultur jaringan, antara lain: Murashige dan Skoog (MS), Woody Plant Medium (WPM), Knop, Knudson-C, Anderson dll. Media yang sering digunakan secara luas adalah MS.
4.  Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan ZPT adalah konsentrasi, urutan penggunaan dan periode masa induksi dalam kultur tertentu. Jenis yang sering digunakan adalah golongan Auksin seperti Indole Aceti Acid(IAA), Napthalene Acetic Acid (NAA), 2,4-D, CPA dan Indole Acetic Acid (IBA). Golongan Sitokinin seperti Kinetin, Benziladenin (BA), 2I-P, Zeatin, Thidiazuron, dan PBA. Golongan Gibberelin seperti GA3. Golongan zat penghambat tumbuh seperti Ancymidol, Paclobutrazol, TIBA, dan CCC.
5. Lingkungan Tumbuh. Lingkungan tumbuh yang dapat mempengruhi regenerasi tanaman meliputi temperatur, panjang penyinaran, intensitas penyinaran, kualitas sinar, dan ukuran wadah kultur.

3
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur   jaringan adalah :
     
1) Pembuatan media
      2) Inisiasi
      3) Sterilisasi
      4) Multiplikasi
      5) Pengakaran
      6) Aklimatisasi
       
*      Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.                                                             4
Biasanya, komposisi media yang digunakan adalah sebagai berikut :
*      Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.
*      Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.
*      Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
*      Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).
*      Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar.
5
Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.
Keunggulan inilah yang menarik bagi produsen bibit untuk mulai mengembangkan usaha kultur jaringan ini. Saat ini sudah terdapat beberapa tanaman kehutanan yang dikembangbiakkan dengan teknik kultur jaringan, antara lain adalah: jati, sengon, akasia, dll.
Bibit hasil kultur jaringan yang ditanam di beberapa areal menunjukkan pertumbuhan yang baik, bahkan jati hasil kultur jaringan yang sering disebut dengan jati emas dapat dipanen dalam jangka waktu yang relatif lebih pendek dibandingkan dengan tanaman jati yang berasal dari benih generatif, terlepas dari kualitas kayunya yang belum teruji di Indonesia. Hal ini sangat menguntungkan pengusaha karena akan memperoleh hasil yang lebih cepat.
TEKNIK KULTUR JARINGAN     :
  • Teknik kultur jaringan sangat sederhana, yaitu suatu sel atau irisan jaringan tanaman yang sering disebut eksplan secara aseptik diletakkan dan dipelihara dalam medium pada atau cair yang cocok dan dalam keadaan steril. dengan cara demikian sebaian sel pada permukaan irisan tersebut akan mengalami proliferasi dan membentuk kalus. Apabila kalus yang terbentuk dipindahkan kedlam medium diferensiasi yang cocok, maka akan terbentuk tanaman kecil yang lengkap dan disebut planlet. Dengan teknik kultur jaringan ini hanya dari satu irisan kecil suatu jaringan tanaman dapat dihasilkan kalus yang dapat menjadi planlet dalam jumlah yang besar.
untitled
  • Pelaksanaan teknik kultur jaringan tanaman ini berdasarkan teori sel sperti yang dikemukakan oleh Schleiden, yaitu bahwa sel mempunyai kemampuan autonom, bahkan mempunyai kemampuan totipotensi.
6
Totipotensi adalah kemampuan setiap sel, darimana saja sel tersebut diambil, apabila diletakkan dilingkungan yangsesuai akan tumbuh menjadi tanaman yang sempurna.Teknik kultur jaringan akan berhasil dengan baik
Syarat-syarat yang Diperlukan              :
·       Pemilihan eksplan sebagai bahan dasar untuk pembentukkan kalus
·       Penggunaan medium yang cocok
·       Keadaan yang aseptik dan pengaturan udara yang baik terutama untuk kultur cair. Meskipun pada prinsipnya semua jenis sel dapat ditumbuhkan, tetapi sebaiknya dipilih bagian tanaman yang masih muda dan mudah tumbuh yaitu bagian meristem, seperti: daun muda, ujung akar, ujung batang, keping biji dan sebagainya. Bila menggunakan embrio bagian bji-biji yang lain sebagai eksplan, yang perlu diperhatikan adalah kemasakan embrio, waktu imbibisi, temperatur dan dormansi.
KEUNTUNGAN PEMANFAATAN KULTUR JARINGAN
  • Pengadaan bibit tidak tergantung musim
  • Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat  (dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit)
  • Bibit yang dihasilkan seragam
  • Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu)
  • Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah
  • Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan  lainnya
  • Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki
  • Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman dewasa
 KEKURANGAN PEMANFAATAN KULTUR JARINGAN
  • Bagi orang tertentu, cara kultur jaringan dinilai mahal dan sulit.
  • Membutuhkan modal investasi awal yang tinggi untuk bangunan (laboratorium  khusus), peralatan dan perlengkapan.
  • Diperlukan persiapan SDM yang handal untuk mengerjakan perbanyakan kultur jaringan agar dapat memperoleh hasil yang memuaskan
  • Produk kultur jaringan pada akarnya kurang kokoh

7
DAFTAR PUSTAKA
             



















8